Resensi Novel “Tahajjud Cinta” karya Muhammad El Natsir
By. Khairiah
Judul Novel :
Tahajjud CInta
Penulis : Muhammad
EL Natsir
Penerbit : DIVA
Press
Tahun Terbit : 2008
Tempat Terbit :
Yogyakarta
Tebal : 394 halaman
“Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ketempat yang terpuji.”
(QS. Al-Israa’
[17]:79)
Novel religius
pembersih hati dari noda-noda nafsu dan emosi cinta. Inilah Tahajjud Cinta.
Tidak dapat diragukan lagi tentu terbesit dibenak temen-temen semua novel ini
penuh nuansa islami, yaaa inilah yang ingin disampaikan dalam novel ini tentang
keutamaan Shalat Tahajjud yang disampaikan dalam sebuah kisah seorang pemuda
yang kuliah di Jakarta. Namun karena ekonomi Fatih harus cuti dari kampus dan
menjadi sopir bajaj.
Novel ini
menyuguhkan kejadian-kejadian atau peristiwa yang beruntun menimpa Fatih.
Diceritakan suatu hari ketika akan mengantarkan bajaj keteman batangannya (batangan
artinya pemegang bajaj karena biasanya satu bajaj dipegang dua orang sopir
secara bergantian) seorang gadis menyetop bajaj Fatih. Lycen Cee nama gadis
itu, ia meminta Fatih untuk berhenti disebuah ATM karena harus mengambil uang.
Setelah selesai mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga dua orang pemuda
bersepeda motor menempel bajaj Fatih. Tas Lycen Cee dijambret, Fatih
menyerempet motor pencambret tersebut hingga jatuh dan terjadilah perkalahian.
Salah seorang melarikan diri dan Fatih mengejarnya hingga sampai dipasar Fatih mencari
dikerumanan pengunjung pasar, pejambret tersebut memutarkan balikan fakta,
dilemparkannya tas Leycen Cee kepada Fatih kemudian berteriak jambret dengan
menunjuk kearah Fatih. Tak khayal lagi Fatih digebuki masa hingga akan dibakar.
Untunglah Lycen Cee datang dan menghentikan hal tersebut. Dia segera mengatakan
apa yang sebenarnya terjadi dan membawa Fatih kerumah sakit.
Dirumah sakit, ketika
Fatih tersadar ia merasa tidak enak jika harus dirawat dirumah sakit dengan
biaya yang begitu mahal. Ia tidak memiliki uang sebanyak itu untuk biaya rumah
sakit. Fatih akhirnya memutuskan keluar dari rumah sakit secara diam-diam meski
sebenarnya seorang suster telah mengatakan bahwa biaya administrasi telah
ditanggung semua oleh nona Lycen Cee. Namun Fatih tetap merasa tidak enak Dalam
perjalanan pulangnya Fatih bertemu dengan Nisa dan Reno. Reno mengusulkan untuk
Fatih sebaiknya dirawat dirumahnya. Fatih dan Nisa meyetujui hal tersebut.
Reno ternyata
bukanlah orang baik, ia membantu Fatih karena cemburu Nisa memerhatikan Fatih
dan khawatir Fatih akan merebut Nisa darinya. Karena itu Fatih yang sedang
sakit dihajar hingga Reno mengira Fatih sudah meninggal dan ia memerintahkan
anak buahnya membuang bangkai Fatih ke laut.
Pada akhir cerita
Fatih mengajar TPA di daerah perumahan Lycen Cee. Hampir setiap shubuh ia
terbangun ketika adzan berkumandang. Malam itu Lycen Cee bermimpi mendengar adzan yang sangat merdu
dan ketika adzan shubuh berkumandang ia terkaget bahwa suara adzan yang ia
dengarkan pagi itu berbeda dengan biasanya. Suara itu adalah suara yang sama
dengan mimpinya. Lycen Cee menghampiri
kamar Mbok Minah. Terlihat Mbok Minah sedang shalat shubuh. Lycen Cee
menceritakan tentang mimpinya dan suara adzan yang menghampiri tidurnya dan
hari itu Lycen Cee mengucapkan syahadat tanda ia telah memeluk agama Islam. Lycen
Cee juga mendaftar menjadi salah satu murid di TPA tersebut.
Peristiwa terakhir
Fatih harus dirawat dirumah sakit karena terkena tembakan dari Reno. Lycen Cee,
Nisa dan Ghufran berusaha mencari pendonor darah namun tidak menemukan hingga
akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kerumah sakit. Ternyata dirumah sakit
mereka melihat perawat sedang menyalurkan darah lewat tangan Fatih. Pendonor
itu adalah pria yang satu bis dengan Fatih saat ia sedang dalam perjalanan
pulang menjenguk ayahnya dikampug halaman, Tegal. Masya Allah begitu besar
kuasa-Nya. Lalu bagaimana dengan Fatih??
Fatih telah sadarkan
diri. Fatih meringis kesakitan, Lycen Cee dengan refleks hendak meraba
tangannya tetapi Fatih menghindarkan tangannya karena Lycen Cee belum halal
untuk bisa menyentuh tangannya. Lycen Cee malu dan menangis. Saat itulah
kemudian Fatih mengutarakan isi hatinya kepada Lycen Cee.
Kelebihan:
1. Alur yang tidak tertebak, awalnya ketika membaca kembali novel ini. Aku berpikir bahwa endingnya Fatih akan bersama Nisa. Tapi ternyata bersama Lycen Cee.
2. Alur cerita yang ringan dan mudah dipahami pembaca.
3. Yang paling utama ilmu yang terkandung didalamnya luar biasa.
1. Alur yang tidak tertebak, awalnya ketika membaca kembali novel ini. Aku berpikir bahwa endingnya Fatih akan bersama Nisa. Tapi ternyata bersama Lycen Cee.
2. Alur cerita yang ringan dan mudah dipahami pembaca.
3. Yang paling utama ilmu yang terkandung didalamnya luar biasa.
Kekurangan:
1. Beberapa bahasa yang digunakan baku jadi ketika membaca kadang merasakan ada kejanggalan kata dalam kalimatnya. Misalnya “saya membutuhkan kalian untuk membantu mencari mas Fatih” (hal.114).
1. Beberapa bahasa yang digunakan baku jadi ketika membaca kadang merasakan ada kejanggalan kata dalam kalimatnya. Misalnya “saya membutuhkan kalian untuk membantu mencari mas Fatih” (hal.114).
Kesimpulan:
Novel ini sangat
pantas dibaca syarat akan pesan dan guna memperbaiki keimanan kita tentu novel
ini menjadi sumber ilmu pengetahuan agamat yang sangat kita butuhkan.
Well, enjoy with
this novel and happy reading :D
~Khairiah
No comments:
Post a Comment