Sunday, April 2, 2017

Resensi Novel “Tahajjud Cinta” karya Muhammad El Natsir



Resensi Novel “Tahajjud Cinta” karya Muhammad El Natsir



By. Khairiah


Judul Novel : Tahajjud CInta
Penulis : Muhammad EL Natsir
Penerbit : DIVA Press
Tahun Terbit : 2008
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal : 394 halaman


 “Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji.”
(QS. Al-Israa’ [17]:79)





Novel religius pembersih hati dari noda-noda nafsu dan emosi cinta. Inilah Tahajjud Cinta. Tidak dapat diragukan lagi tentu terbesit dibenak temen-temen semua novel ini penuh nuansa islami, yaaa inilah yang ingin disampaikan dalam novel ini tentang keutamaan Shalat Tahajjud yang disampaikan dalam sebuah kisah seorang pemuda yang kuliah di Jakarta. Namun karena ekonomi Fatih harus cuti dari kampus dan menjadi sopir bajaj.

Novel ini menyuguhkan kejadian-kejadian atau peristiwa yang beruntun menimpa Fatih. Diceritakan suatu hari ketika akan mengantarkan bajaj keteman batangannya (batangan artinya pemegang bajaj karena biasanya satu bajaj dipegang dua orang sopir secara bergantian) seorang gadis menyetop bajaj Fatih. Lycen Cee nama gadis itu, ia meminta Fatih untuk berhenti disebuah ATM karena harus mengambil uang. Setelah selesai mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga dua orang pemuda bersepeda motor menempel bajaj Fatih. Tas Lycen Cee dijambret, Fatih menyerempet motor pencambret tersebut hingga jatuh dan terjadilah perkalahian. Salah seorang melarikan diri dan Fatih mengejarnya hingga sampai dipasar Fatih mencari dikerumanan pengunjung pasar, pejambret tersebut memutarkan balikan fakta, dilemparkannya tas Leycen Cee kepada Fatih kemudian berteriak jambret dengan menunjuk kearah Fatih. Tak khayal lagi Fatih digebuki masa hingga akan dibakar. Untunglah Lycen Cee datang dan menghentikan hal tersebut. Dia segera mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dan membawa Fatih kerumah sakit.

Dirumah sakit, ketika Fatih tersadar ia merasa tidak enak jika harus dirawat dirumah sakit dengan biaya yang begitu mahal. Ia tidak memiliki uang sebanyak itu untuk biaya rumah sakit. Fatih akhirnya memutuskan keluar dari rumah sakit secara diam-diam meski sebenarnya seorang suster telah mengatakan bahwa biaya administrasi telah ditanggung semua oleh nona Lycen Cee. Namun Fatih tetap merasa tidak enak Dalam perjalanan pulangnya Fatih bertemu dengan Nisa dan Reno. Reno mengusulkan untuk Fatih sebaiknya dirawat dirumahnya. Fatih dan Nisa meyetujui hal tersebut.

Reno ternyata bukanlah orang baik, ia membantu Fatih karena cemburu Nisa memerhatikan Fatih dan khawatir Fatih akan merebut Nisa darinya. Karena itu Fatih yang sedang sakit dihajar hingga Reno mengira Fatih sudah meninggal dan ia memerintahkan anak buahnya membuang bangkai Fatih ke laut.

Pada akhir cerita Fatih mengajar TPA di daerah perumahan Lycen Cee. Hampir setiap shubuh ia terbangun ketika adzan berkumandang. Malam itu Lycen Cee  bermimpi mendengar adzan yang sangat merdu dan ketika adzan shubuh berkumandang ia terkaget bahwa suara adzan yang ia dengarkan pagi itu berbeda dengan biasanya. Suara itu adalah suara yang sama dengan mimpinya.  Lycen Cee menghampiri kamar Mbok Minah. Terlihat Mbok Minah sedang shalat shubuh. Lycen Cee menceritakan tentang mimpinya dan suara adzan yang menghampiri tidurnya dan hari itu Lycen Cee mengucapkan syahadat tanda ia telah memeluk agama Islam. Lycen Cee juga mendaftar menjadi salah satu murid di TPA tersebut.

Peristiwa terakhir Fatih harus dirawat dirumah sakit karena terkena tembakan dari Reno. Lycen Cee, Nisa dan Ghufran berusaha mencari pendonor darah namun tidak menemukan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kerumah sakit. Ternyata dirumah sakit mereka melihat perawat sedang menyalurkan darah lewat tangan Fatih. Pendonor itu adalah pria yang satu bis dengan Fatih saat ia sedang dalam perjalanan pulang menjenguk ayahnya dikampug halaman, Tegal. Masya Allah begitu besar kuasa-Nya. Lalu bagaimana dengan Fatih??
Fatih telah sadarkan diri. Fatih meringis kesakitan, Lycen Cee dengan refleks hendak meraba tangannya tetapi Fatih menghindarkan tangannya karena Lycen Cee belum halal untuk bisa menyentuh tangannya. Lycen Cee malu dan menangis. Saat itulah kemudian Fatih mengutarakan isi hatinya kepada Lycen Cee. 

Kelebihan:
1. Alur yang tidak tertebak, awalnya ketika membaca kembali novel ini. Aku berpikir bahwa endingnya Fatih akan bersama Nisa. Tapi ternyata bersama Lycen Cee.
2. Alur cerita yang ringan dan mudah dipahami pembaca.
3. Yang paling utama ilmu yang terkandung didalamnya luar biasa.

Kekurangan:
1. Beberapa bahasa yang digunakan baku jadi ketika membaca kadang merasakan ada kejanggalan kata dalam kalimatnya. Misalnya “saya membutuhkan kalian untuk membantu mencari mas Fatih” (hal.114).

Kesimpulan:
Novel ini sangat pantas dibaca syarat akan pesan dan guna memperbaiki keimanan kita tentu novel ini menjadi sumber ilmu pengetahuan agamat yang sangat kita butuhkan.

Well, enjoy with this novel and happy reading :D

~Khairiah

No comments:

Post a Comment