Saturday, March 30, 2019

TENTANG KAMU BY TERE LIYE




Assalamualaikum Warahmaatullahi Wabarakatuh,
Hello Bo,
Udah lama banget ya g orat-arit pena atau nulis-nulis yang ada di kepala.
Berhubung baru selesai baca buku darinya Tere Liye. Jadinya kita tulis, selamat membaca.
Judul Novel              : Tentang Kamu
Penulis                      : Tere Liye
Penerbit                     : Republika Penerbit
Tahun Terbit             : 2016
Tempat Terbit            : Jakarta
Tebal                          : 524 Halaman


"selain bagiku,  janji adalah janji,  setiap janji sesederhana apapun itu,  memiliki kehormatan"

Five stars!!! 😊
Suatu kehormatan bisa mengenalmu, Sri Ningsih (angkat topi, thumbs up)  ...

Saya yakin banyak orang diluar sana yang sudah menyelesaikan novel ini dengan baik, lalu menangis,  kemudian merasakan semangat seperti baru di charger, menangis lagi, lalu bangkit lagi (karena kita bukan pecundang yg kalah pada keadaan)  kemudian optimis berdiri lagi, lagi dan lagi. Karena kita tau semua akan mengalir seperti sungai.
Baca novelnya g buat tegang,  tp jd makin penasaran (hahaa...)  mau mau lagi dan buat g sabaran untuk melangkah ke bab selanjutnya.  Keren....
Ending buku ini juga buat speechless.  Banyak kejutan dari teka teki yang akhinrya terpecahkan oleh Zaman.
Cerita berawal dari kematian seorang wanita hebat, Sri Ningsih. Catatan yang ditinggalkan Sri Ningsih menjadi pembuka tiap cerita baru dalam novel  ini. Setiap cerita terbagi dalam bab-bab. Dimana setiap babnya menceritakan tentang kehidupan Sri Ningsih dimasa lalu dan inilah yang menjadi awal perjalanan seorang pengacara muda di Thompson & Co London ini, dialah Zaman Zulkarnaen.
Dari perjalanan tersebut, Zaman dipertemukan dengan orang-orang yang dulu pernah hadir dikehidupan Sri Ningsih yang diceritakan begitu apik oleh penulis, menampilkan detail motif dan karakter tokoh sehingga kita memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan tokoh tersebut (ini membuat kita akan merasa bahagia jika lakon utamanya bahagia dan turut sedih jika tokohnya menderita). Ayo ngaku?? Hehe...

Kehidupan masa kecil Sri Ningsih yang keras membuatnya tidak gentar dalam menjalani hidup. Selanjutnya membawanya ke kota Surakarta dimana ia mulai mengenyam pendidikan di Madrasah dan akhirnya menjadi guru. Ia bersahabat cukup dekat dengan Nur’aini dan Sulastri. Ketika ada suatu kejadian yang mengubah hidupnya ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Disinilah kehidupan Sri Ningsih sebagai pendatang kembali diuji bagaimana ia bisa survive di Jakarta yang keras dan tidak memiliki pendidikan yang memadai hingga akhirnya bagaimana ia bisa sampai ke London dan Paris. Buku ini menuntun kita ke setiap fase hidup dari Sri Ningsih yang membuat kita terkejut dan terhenyak betapa ia gigih dan berusaha bangkit dari kejatuhan dan kesedihannya. 

Buku ini membuat saya termotivasi bagaimana melihat kegigihan, jatuh bangun dan perjuangan Sri Ningsih dalam menjalani kehidupannya. Siapa yang mengira bahwa bocah dari Pulau Bungin di Sumbawa yang dulunya hanya dianggap sebelah mata bisa menjadi direktur perusahaan dan tinggal di luar negeri?. Ahh! Saya jadi malu membayangkan bahwa kalau selama ini saya belum bisa memberikan kontribusi yang berarti dan masih berada di dalam zona aman. 

Nah, yang semakin menarik kita bisa sekaligus belajar sejarah dalam novel ini. Yupsz, bener banget. Tidak mudah menjabarkan rentang waktu tahun 1940-an (kehidupan Sri Ningsih) hingga sampai tahun 2016. Apalagi peristiwa-peristiwa penting yang bersejarah di Indonesia diceritakan dengan apik disini. Mulai dari peristiwa pemberontakan PKI Madiun di tahun 1948, Peristiwa G 30 S di tahun 1965. Selain itu ada juga peristiwa Malari di tahun 1974  (BTW, saya baru tau lho, jujur karena saya bukan tipekal pengingat akan sejarah. Membaca ini membuat saya mencari tau tentang hal tersebut secara online. Hahaa ini serius lhooo ) .

Pokoknya banyak banget ilmu ilmu baru yang kita dapat pelajari dari novel ini.

Nilai tambah plusnya, penulis ( Tere Liye) menyertakan isu-isu yang menjadi perhatian di zaman ini, seperti kekerasan terhadap anak, kesulitan mencari lapangan kerja, poligami, perebutan jabatan, persaingan usaha, pembagian harta warisan, sampai menghabiskan masa tua di panti jompo karena tidak memiliki keturunan yang bisa diandalkan.

Kita akan merindukan IbuSri Ningsih. Sosoknya yang tangguh, sabar, pemaaf yang bisa kita jadikan teladan baik dalam kehidup sehari-hari. Terkadang jika ingin menyerah, terngiang apa yang sering Zaman pertanyakan.
“Disaat seperti ini, apa yang akan dilakukan ibu Sri?”
Yah, pertanyaan itu seperti bagian penting yang melekat di ingatan saya.

Nb.  Sempet kepikiran klo ntr punya anak kasih nama Zaman Zulkarnaen.. Maunya yaaa hehe

Terima kasih sudah membaca sekilas cerita saya untuk novel “Tentang Kamu”. Selamat membaca dan selamat menikmati setiap fase indah cerita dalam novel ini.
Selamat malam,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.